Wahabi kembali membuat resah warga Pamekasan. Kejadian demo tanggal 25-01-2023 adalah bukti terbaru jika ajaran mereka ditolak oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Seorang ustadz bernama Yasir Hasan didemo warga di Nyalaboh Laok karena mengatakan maulid nabi tidak ada dasarnya dan harus ditinggalkan.
Kejadian penolakan di Pamekasan sendiri bukan kali pertama terjadi sebelumnya tahun 2014 dan 2016 pernah akan kedatangan toko wahabi nasional yang salah satunya adalah Dr. Riza Basalamah yang juga ditolak oleh warga NU disana.
Tidak hanya di Pamekasan, kejadian serupa juga pernah terjadi di beberapa kota lain di Indonesia. Misal ustadz Firanda yang ditolak di aceh, ustadz Khalid Basalamah yang ditolak di Palu dan Sidoarjo, dll.
Lalu bagaimana cara kita sebagai orang awam membedakan antara Wahabi dan Ahlussunnah wal Jamaah (aswaja)? ada beberapa hal yang bisa penulis paparkan dibawah agar kita sebagai orang awam tetap berada di jalur Ahlussunnah yang dibawa oleh KH Hasyim Asy'ari hingga ke Wali Songo, lalu kepada imam Suyuti hingga Imam Nawawi hingga ke Imam Abu Hasan Al Asy'ari lalu ke Imam 4 madzhab lalu ke para sahabat hingga kepada junjungan Nabi besar kita Muhammad SAW.
Perbedaan Mencolok yang Harus diwaspadai:
1. Dimana Allah Berada
Perbedaan besar pertama adalah keyakinan mengenai tempat Allah bersemayam. Wahabi dan Ahlussunnah memiliki pemahaman yang sangat berbeda mengenai hal ini. Wahabi mengatakan jika Allah itu bersemayam di atas Arsy atau di langit, di atas, dll. yang jelas Allah memiliki tempat untuk bersemayam.
Ahlussunnah tidak berkeyakinan seperti itu. Ahlussunnah berkeyakinan Allah:
الله موجود بلا مكان
(Allah wujud tanpa tempat). Artinya Allah itu ada tanpa tempat dan arah. Bagaimana mungkin sesuatu yang maha besar menempati suatu tempat sedangkan dia maha besar dan sudah ada sebelum tempat dan arah diciptakan.
2. Mudah Mengatakan Bid'ah Pada Amalan Orang Lain
Perbedaan besar kedua adalah wahabi ini sangat mudah untuk membid'ahkan amaliah orang lain. Berbeda dengan kebanyakan Ahlususunnah yang menganggap Bid'ah itu ada dua yaitu bid'ah yang baik dan bid'ah yang buruk, wahabi meyakini jika semua bid'ah pasti tersesat dan akan disiksa di neraka.
Mereka berpegangan pada zahir hadist
وَكل بدعة ضلالة وكل ضلالة في النارِ
Sehingga semuanya adalah sesat jika tidak pernah dilakukan sebelumnya. Anehnya mereka menggunakan ilmu tajwid, ilmu fiqh, ilmu nahwu, ilmu balaghah, mantiq, dan bayan dimana itu semua adalah bid'ah yang tidak pernah ada di zaman Nabi SAW.
Dari hadist inilah mereka mudah menyesatkan amalan seperti Kenduri (Tahlilan), Maulid Nabi, Isra' Mi'raj, dll
3. Tawassul dan Tabarruk adalah Syirik dan Sesat
Tawassul adalah meminta kepada Allah dengan perantaraan makhluknya. contoh, kita berdoa kepada Allah dengan menyebut kekasihNya Nabi Muhammad SAW. Dengan menyebut nama Nabi, diharapkan Allah mau mengabulkan doa kita.
Sedangkan Tabarruk adalah mengambil berkah dari suatu barang atau tempat yang dimiliki oleh para orang sholeh. Diyakini oleh Ahlussunnah jika barang atau tempat yang pernah disentuh oleh orang sholeh adalah memiliki berkah dan manfaat. Hal ini memiliki banyak dasar antara lain Baju Nabi Yusuf as saat dibuang ke sumur yang dapat menyembuhkan mata Nabi Ya'kub as
Wahabi tidak menganggap demikian. Sebagian besar dari mereka menganggap itu adalah perbuatan syirik (menyembah selain Allah).
Lucunya mereka masih pergi ke dokter dan meminum obat, dimana itu adalah hasil kerja tangan manusia juga. Apakah mereka berani mensesatkan diri mereka sendiri?
4. Ajaran Tasawuf adalah Ajaran Sesat dan Menyesatkan
Tidak bisa dipungkiri ada beberapa ajaran tasawuf yang dikatakan dibelokkan oleh para pengikutnya sehingga sesat. Namun, menganggap semua tasawuf sesat adalah keyakinan wahabi selama ini. Tidak tanggung-tanggung Imam al Ghazali dan Syekh Abdul Qodir Al Jaelani mereka sesat-sesatkan bahkan dikafirkan.
Berbeda dengan Ahlussunnah, dua ulama diatas adalah imam imam ilmu hakikat yang pengetahuannya mengenai ilmu spiritual sudah sangat mumpuni.
5. Tidak Bermadzhab Kepada Para Ulama
Ketika mereka ditanya bermadzhab apa? mereka pasti menjawab bermadzhab Alquran dan Hadist. Padahal Nabi SAW melarang menafsirkan Alquran Hadist tanpa ilmu. Akhirnya mereka kebanyakan mengambil literal (terjemahan langsung) hadist saja sehingga mudah mensesatkan orang yang tidak sependapat dengan mereka.
Hal ini jelas keliru karena dalil tidak harus Alquran atau Hadist. Bisa saja dalil itu diambil dari Qiyas dan Ijma' ulama. Bahkan Nabi pernah bersabda:
العلماء ورثة اْلأنبيءِ
Ulama itu pewaris para Nabi. Jadi jelas kedudukan para ulama tidak bisa digantikan dengan terjemahan bahasa Indonesia suatu Alquran ataupun Hadist
6. Ulama Rujukan
Memang terkadang mereka mengambil rujukan dari ulama ahlussunnah juga yaitu imam 4 madzhab dan para imam-imam besar Ahlussunnah. Tapi percayalah mereka hanya mengambil pendapat yang cocok dengan pemikiran mereka saja selebihnya mereka buang.
Selain itu ada beberapa ulama yang sering mereka jadikan rujukan. Jika kamu menemui nama-nama ulama ini, maka 99 % mereka adalah wahabi walaupun mereka mengelak. Nama ulama-ulama tersebut antara lain: Ibnu Taimiyah, Muhammad bin Abdul Wahab, Syekh Albani, Syekh Bin Baz, dll.
7. Musik, Gambar, dan Patung Haram
Beberapa ulama Ahlussunnah memang ada yang mengatakan haram pada tiga hal diatas. Namun tidak sedikit juga yang mengatakan halal dengan batasan tertentu. Nah, perbedaan ini hanyalah dianggap ikhtilaf fiqh biasa diantara para ulama Ahlussunnah.
Berbeda dengan wahabi, mereka memutlakkan jika Musik, Gambar, dan Patung itu adalah pasti haramnya. Siapapun yang berbeda berarti sesat dan melanggar syari'at Allah.
Itulah beberapa perbedaan antara Ahlussunnah (Aswaja) dengan Wahabi. Sebenarnya perbedaan ini jika tidak menimbulkan kebencian anatara satu dan yang lainnya adalah hal yang sah-sah saja. Masalahnya kita sering menemukan jika wahabi selalu mengusik amaliah-amaliah yang dilakukan oleh kelompok yang berbeda dengan mereka.
Wallahu a'lam
Post a Comment